Risiko Bisnis Timbul Karena Adanya Keputusan Berdasarkan

Hello Sobat Bisnis! Apakah kamu pernah mengalami risiko dalam bisnismu? Jika iya, kamu tidak sendirian. Risiko dalam bisnis dapat timbul karena berbagai faktor, salah satunya adalah keputusan berdasarkan. Keputusan yang tidak tepat dapat membuat bisnismu terpuruk. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami apa yang menjadi risiko bisnis karena adanya keputusan berdasarkan. Berikut adalah penjelasannya.

1. Keputusan Berdasarkan Perasaan

Memang tidak ada yang salah dengan mendengarkan perasaan dalam mengambil keputusan. Namun, dalam bisnis, keputusan yang diambil harus didasarkan pada data dan fakta yang akurat. Keputusan berdasarkan perasaan dapat membuatmu terjebak dalam kesalahan fatal sehingga merugikan bisnismu secara keseluruhan. Ada baiknya untuk memperhatikan data dan fakta terlebih dahulu sebelum mendengarkan perasaanmu.

Ketika kamu terlalu percaya dengan perasaanmu, kamu bisa jadi terlalu memaksakan kehendakmu. Misalnya, kamu merasa produkmu akan laris manis di pasaran tanpa melakukan survei terlebih dahulu. Setelah peluncuran, ternyata produkmu kurang diminati dan kamu mengalami kerugian yang cukup besar.

Maka dari itu, keputusan berdasarkan perasaan sebaiknya dihindari dalam bisnis. Pastikan keputusanmu didasarkan pada data dan fakta yang akurat.

2. Keputusan Berdasarkan Kebiasaan

Kebiasaan bisa jadi membuatmu merasa nyaman dengan situasi yang ada. Namun, dalam bisnis, kamu harus terus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di pasar. Apabila kamu tetap berpegang pada kebiasaan lama tanpa menyesuaikan diri dengan kondisi terbaru, bisnismu bisa jadi ketinggalan zaman dan kalah bersaing dengan brand lain.

Sebagai contoh, pada masa lalu, orang-orang lebih suka berbelanja di toko fisik daripada melalui pengiriman online. Namun, sekarang ini tren belanja online semakin meningkat. Jika kamu tidak menyesuaikan diri dengan tren ini, bisnismu bisa jadi ketinggalan dan mengalami kerugian.

Jadi, keputusan berdasarkan kebiasaan harus ditinggalkan dalam bisnis. Kamu harus terus berkembang dengan mengikuti tren baru di pasar.

3. Keputusan Berdasarkan Asumsi

Asumsi bisa jadi salah karena didasarkan pada persepsi atau dugaan tanpa ada dasar yang cukup kuat. Sebagai contoh, kamu menganggap produkmu akan laris manis di pasar karena kamu sudah memiliki konsumen tetap. Namun tanpa melakukan survei atau riset, kamu tidak tahu bahwa konsumenmu sebenarnya sudah beralih ke produk lain yang lebih baik.

Maka dari itu, keputusan berdasarkan asumsi sangat berbahaya dalam bisnis. Pastikan keputusanmu didasarkan pada data yang akurat dan tidak mengandalkan dugaan semata.

4. Keputusan Berdasarkan Informasi yang Kurang Akurat

Sebelum mengambil keputusan, pastikan kamu membaca informasi yang akurat dan terpercaya. Terkadang informasi palsu atau hoax bisa menipumu dan membuatmu mengambil keputusan yang salah.

Sebagai contoh, kamu ingin membeli saham dari perusahaan tertentu karena kamu membaca berita bahwa perusahaan tersebut akan mengalami kenaikan harga saham. Namun, ternyata berita tersebut palsu sehingga kamu membeli saham dengan harga yang tinggi dan mengalami kerugian.

Dalam bisnis, pastikan informasi yang kamu terima akurat dan terpercaya sebelum mengambil keputusan. Lakukan riset terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan yang dapat mempengaruhi bisnismu.

5. Keputusan Berdasarkan Tren yang Sementara

Tren yang sedang naik daun bisa membuatmu tergoda untuk mengikuti. Namun, kamu perlu mempertimbangkan apakah tren tersebut akan bertahan lama atau hanya sementara. Jika kamu mengikuti tren yang hanya sementara, bisnismu bisa jadi tidak berkembang dan merugi karena trend tersebut tidak diminati lagi oleh masyarakat.

Sebagai contoh, tren makanan sehat menjadi sangat populer beberapa tahun belakangan ini. Namun, jika kamu terlalu memaksakan bisnismu dengan menjual makanan sehat yang kurang diminati masyarakat, kamu bisa jadi merugi karena trend tersebut hanya sementara dan tidak bertahan lama.

Maka dari itu, keputusan berdasarkan tren yang sementara sebaiknya dipertimbangkan dengan matang terlebih dahulu. Pastikan kamu mengikuti tren yang bertahan lama dan diminati masyarakat.

6. Keputusan Berdasarkan Keinginan Pribadi

Kebanyakan orang memiliki keinginan pribadi yang ingin diwujudkan dalam bisnis. Namun, kamu perlu mempertimbangkan apakah keinginanmu tersebut juga sesuai dengan kebutuhan pasar. Jika kamu terlalu memaksakan keinginan pribadi, bisnismu bisa jadi tidak berkembang karena tidak ada yang membutuhkan produk atau layananmu.

Sebagai contoh, kamu ingin membuka jasa bimbingan belajar untuk anak-anak. Namun, setelah melakukan survei, kamu menemukan bahwa pasar yang membutuhkan jasa bimbingan belajar tidak hanya anak-anak tetapi juga orang tua. Jika kamu terlalu memaksakan layananmu hanya untuk anak-anak, kamu bisa jadi kehilangan pelanggan potensial.

Jadi, keputusan yang didasarkan pada keinginan pribadi harus dipertimbangkan secara matang dan harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar.

7. Keputusan Berdasarkan Pengalaman yang Salah

Pengalaman bisa menjadi guru terbaik dalam bisnis. Namun, pengalaman yang salah dapat membuatmu mengambil keputusan yang salah pula. Jangan sampai kamu terlalu memaksakan pengalaman dan membuat kesalahan yang sama.

Sebagai contoh, seorang pengusaha pernah gagal dalam bisnis kuliner. Namun, ia terus memaksakan dirinya untuk membuka usaha baru dalam bidang kuliner tanpa memperhatikan kesalahan yang pernah ia lakukan sebelumnya. Akibatnya, usaha barunya juga gagal dan ia mengalami kerugian yang cukup besar.

Maka dari itu, keputusan berdasarkan pengalaman harus tetap diperhitungkan dengan baik. Pastikan kamu tidak terjebak dalam kesalahan yang sama dan selalu belajar dari pengalamanmu.

8. Keputusan Berdasarkan Kepentingan Pribadi

Kepentingan pribadi bisa jadi membuatmu terjebak dalam keputusan yang tidak rasional. Ketika kamu terlalu mengutamakan kepentingan pribadi, kamu bisa jadi mengabaikan kebutuhan bisnis secara keseluruhan.

Sebagai contoh, kamu ingin memperbesar laba bisnismu dengan cara menaikkan harga produk. Namun, jika kamu terlalu menaikkan harga hingga di luar batas wajar, kamu bisa jadi mengalami penurunan penjualan yang signifikan karena harga produkmu menjadi terlalu mahal bagi konsumenmu.

Jadi, keputusan berdasarkan kepentingan pribadi harus disesuaikan dengan kebutuhan bisnis secara keseluruhan. Pastikan kamu tidak mengabaikan kepentingan bisnis demi kepentingan pribadi.

9. Keputusan Berdasarkan Tebakan

Tebakan bisa jadi tepat atau salah. Namun, keputusan yang didasarkan pada tebakan saja cukup berisiko dalam bisnis. Kamu harus memperhatikan data dan fakta sebelum mengambil keputusan.

Sebagai contoh, kamu ingin memasuki pasar baru tanpa melakukan riset terlebih dahulu. Kamu mengira produkmu akan laku di pasar baru tersebut. Namun, setelah peluncuran, ternyata produkmu tidak diminati dan kamu mengalami kerugian yang cukup besar.

Maka dari itu, keputusan berdasarkan tebakan sebaiknya dihindari dalam bisnis. Pastikan keputusanmu didasarkan pada data yang akurat dan bukan hanya tebakan semata.

10. Keputusan Berdasarkan Keliru Menafsirkan Data

Data bisa menjadi senjata yang ampuh dalam bisnis. Namun, kamu perlu memahami cara membaca dan menganalisis data dengan benar. Jika kamu keliru menafsirkan data, kamu bisa jadi mengambil keputusan yang salah.

Sebagai contoh, kamu ingin menentukan harga jual produkmu berdasarkan analisis data. Namun, kamu keliru menafsirkan data sehingga menentukan harga yang terlalu rendah sehingga kamu kehilangan potensi keuntungan yang seharusnya bisa kamu dapatkan.

Jadi, keputusan berdasarkan data harus didasarkan pada analisis yang teliti dan benar. Pastikan kamu memahami cara membaca dan menganalisis data dengan benar sebelum mengambil keputusan.

11. Keputusan Berdasarkan Tuntutan Eksternal

Tuntutan eksternal bisa jadi membuatmu terpojok dan mengambil keputusan yang tidak rasional dalam bisnis. Misalnya, kamu terjebak dalam persaingan dengan pesaingmu sehingga kamu terburu-buru mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan dampaknya secara matang.

Sebagai contoh, kamu ingin mengejar target penjualan bulanan tanpa mempertimbangkan margin keuntungan yang kamu dapatkan. Akibatnya, kamu terpaksa menjual produk dengan harga yang terlalu murah sehingga kamu kehilangan potensi keuntungan yang seharusnya kamu dapatkan.

Jadi, keputusan berdasarkan tuntutan eksternal harus dipertimbangkan dengan baik. Pastikan kamu tidak terjebak dalam situasi yang memaksa dan tetap mempertimbangkan dampak keputusanmu secara matang.

12. Keputusan Berdasarkan Kepentingan Pihak Lain

Mungkin kamu mempertimbangkan kepentingan pihak lain dalam bisnismu, namun jangan sampai kamu mengesampingkan kepentinganmu sendiri. Keputusan yang didasarkan pada kepentingan pihak lain dapat membuatmu kehilangan kendali atas bisnismu.

Sebagai contoh, kamu ingin menjual produkmu ke pihak besar seperti toko besar atau supermarket. Namun, jika pihak tersebut menuntut harga yang tidak sebanding dengan margin keuntunganmu, kamu bisa jadi mengalami kerugian yang cukup besar.

Jadi, keputusan yang didasarkan pada kepentingan pihak lain sebaiknya dipertimbangkan dengan matang. Pastikan kamu tidak mengesampingkan kepentinganmu sendiri dalam bisnismu.

13. Keputusan Berdasarkan Kurangnya Informasi

Tidak semua informasi bisa kamu dapatkan dengan mudah. Namun, kamu harus tetap memperhatikan informasi yang penting dalam bisnis. Keputusan yang didasarkan pada informasi yang kurang bisa membuatmu mengambil keputusan yang salah.

Sebagai contoh, kamu ingin memasuki pasar baru tanpa mengetahui persaingan di pasar tersebut. Tanpa informasi yang cukup, kamu bisa jadi mengambil keputusan yang salah seperti menentukan harga yang terlalu rendah atau mengeluarkan produk yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar.

Jadi, pastikan kamu memperoleh informasi yang cukup dan akurat sebelum mengambil keputusan dalam bisnis.

14. Keputusan Berdasarkan Kurangnya Pengalaman

Pengalaman menjadi hal yang sangat penting dalam bisnis. Keputusan yang didasarkan pada kurangnya pengalaman dapat membuatmu mengambil keputusan yang salah.

Sebagai contoh, kamu ingin membuka bisnis baru tetapi tidak memiliki pengalaman di bidang tersebut. Tanpa pengalaman yang cukup, kamu bisa jadi mengambil keputusan yang salah seperti menentukan harga yang terlalu rendah atau mengeluarkan produk yang tidak diminati oleh pasar.

Jadi, pastikan kamu memiliki pengalaman yang cukup sebelum memutuskan untuk membuka bisnis baru atau masuk ke pasar yang baru.

15. Keputusan Berdasarkan Kurangnya Persiapan

Persiapan menjadi hal yang sangat penting dalam bisnis. Keputusan yang didasarkan pada kurangnya persiapan dapat membuatmu mengambil keputusan yang salah.

Sebagai contoh, kamu ingin memasuki pasar baru tetapi kurang mempersiapkan produk atau layananmu. Tanpa persiapan yang cukup, kamu bisa jadi mengambil keputusan yang salah seperti mengeluarkan produk yang tidak berkualitas atau tidak diminati oleh pasar.

Jadi, pastikan kamu mempersiapkan segala hal dengan matang sebelum mengambil keputusan dalam bisnis.

16. Keputusan Berdasarkan Kurangnya Riset

Riset menjadi hal yang sangat penting dalam bisnis. Keputusan yang didasarkan pada kurangnya riset dapat membuatmu mengambil keputusan yang salah.

Sebagai contoh, kamu ingin membuka bisnis baru tetapi tidak melakukan riset terlebih dahulu. Tanpa riset yang cukup, kamu bisa jadi mengambil keputusan yang salah seperti menentukan harga yang terlalu rendah atau mengeluarkan produk yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar.

Jadi, pastikan kamu melakukan riset yang cukup sebelum memutuskan untuk membuka bisnis baru atau masuk ke pasar yang baru.

17. Keputusan Berdasarkan Kurangnya Pengetahuan

Pengetahuan menjadi hal yang sangat penting dalam bisnis. Keputusan yang didasarkan pada kurangnya pengetahuan dapat membuatmu mengambil keputusan yang salah.

Sebagai contoh, kamu ingin memasuki pasar baru tetapi tidak memahami betul karakteristik pasar tersebut. Tanpa pengetahuan yang cukup, kamu bisa jadi mengambil keputusan yang salah seperti menentukan harga yang terlalu rendah atau mengeluarkan produk yang tidak diminati oleh pasar.

Jadi, pastikan kamu memiliki pengetahuan yang cukup sebelum memutuskan untuk memasuki pasar baru atau membuka bisnis baru.

18. Keputusan Berdasarkan Kurangnya Keterampilan

Keterampilan menjadi hal yang sangat penting dalam bisnis. Keputusan yang didasarkan pada kurangnya keterampilan dapat membuatmu mengambil keputusan yang salah.

Sebagai contoh, kamu ingin membuka bisnis baru tetapi tidak memiliki keterampilan yang cukup di bidang tersebut. Tan

Video:Risiko Bisnis Timbul Karena Adanya Keputusan Berdasarkan