Metode Penilaian Investasi dalam Studi Kelayakan Bisnis

Halo Sobat Bisnis! Artikel ini akan membahas tentang metode penilaian investasi dalam studi kelayakan bisnis. Sebelum kita memulai pembahasan, mari kita definisikan terlebih dahulu apa itu studi kelayakan bisnis.

Apa itu Studi Kelayakan Bisnis?

Studi kelayakan bisnis (feasibility study) adalah suatu kajian yang dilakukan untuk mengetahui apakah suatu rencana bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak. Studi kelayakan bisnis ini dilakukan untuk mengidentifikasi segala masalah dan risiko yang nantinya mungkin dihadapi dalam menjalankan usaha serta menentukan apakah usaha tersebut layak dilanjutkan atau tidak.

Setelah studi kelayakan bisnis selesai dilaksanakan, maka kita dapat menentukan apakah investasi yang akan kita lakukan layak atau tidak. Namun, untuk menentukan apakah investasi tersebut layak atau tidak, kita membutuhkan metode penilaian investasi yang tepat.

Metode Penilaian Investasi

Metode penilaian investasi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menentukan apakah investasi yang akan dilakukan layak atau tidak. Dalam metode penilaian investasi, terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan, di antaranya:

1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value atau NPV adalah metode penilaian investasi yang digunakan untuk mengetahui nilai sekarang dari arus kas masa depan yang diharapkan dari suatu proyek investasi. Dalam NPV, semakin besar nilai yang dihasilkan maka semakin layak juga investasi tersebut.

Contoh penggunaan NPV adalah sebagai berikut:

Tahun Arus Kas Nilai Saat Ini
0 (Rp. 10.000.000) (Rp. 10.000.000)
1 Rp. 5.000.000 4.761.905
2 Rp. 6.000.000 5.384.615
3 Rp. 7.500.000 6.033.058
4 Rp. 9.000.000 6.710.324
5 Rp. 10.500.000 7.419.580

Dalam contoh di atas, kita dapat melihat bahwa investasi tersebut layak karena NPV-nya positif, yaitu sebesar Rp. 1.319.487.

2. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return atau IRR adalah metode penilaian investasi yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu proyek investasi. Dalam IRR, semakin besar tingkat pengembalian yang dihasilkan maka semakin layak juga investasi tersebut.

Contoh penggunaan IRR adalah sebagai berikut:

Tahun Arus Kas
0 (Rp. 10.000.000)
1 Rp. 5.000.000
2 Rp. 6.000.000
3 Rp. 7.500.000
4 Rp. 9.000.000
5 Rp. 10.500.000

Dalam contoh di atas, kita dapat melihat bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh investasi tersebut adalah sebesar 14,96%, sehingga investasi tersebut layak untuk dilakukan.

3. Payback Period (PBP)

Payback Period atau PBP adalah metode penilaian investasi yang digunakan untuk mengetahui berapa lama suatu investasi dapat kembali modalnya. Dalam PBP, semakin cepat modal dapat kembali maka semakin layak juga investasi tersebut.

Contoh penggunaan PBP adalah sebagai berikut:

Tahun Arus Kas
0 (Rp. 10.000.000)
1 Rp. 5.000.000
2 Rp. 6.000.000
3 Rp. 7.500.000
4 Rp. 9.000.000
5 Rp. 10.500.000

Dalam contoh di atas, kita dapat melihat bahwa investasi tersebut dapat kembali modal dalam waktu 3 tahun, sehingga investasi tersebut layak untuk dilakukan.

FAQ

1. Apa itu studi kelayakan bisnis?

Studi kelayakan bisnis adalah suatu kajian yang dilakukan untuk mengetahui apakah suatu rencana bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak.

2. Apa saja metode penilaian investasi?

Beberapa metode penilaian investasi yang dapat digunakan antara lain Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PBP).

3. Apa yang harus dilakukan setelah studi kelayakan bisnis selesai dilaksanakan?

Setelah studi kelayakan bisnis selesai dilaksanakan, kita dapat menentukan apakah investasi yang akan kita lakukan layak atau tidak dengan menggunakan metode penilaian investasi yang tepat.

4. Apa yang harus dilakukan jika hasil penilaian investasi menunjukkan bahwa investasi tidak layak?

Jika hasil penilaian investasi menunjukkan bahwa investasi tidak layak, maka kita harus memikirkan ulang rencana bisnis yang telah dibuat dan mencari alternatif pengembangan bisnis yang lebih layak.

5. Apa yang harus dilakukan jika hasil penilaian investasi menunjukkan bahwa investasi layak dilakukan?

Jika hasil penilaian investasi menunjukkan bahwa investasi layak dilakukan, maka kita dapat melanjutkan rencana bisnis yang telah dibuat dan melakukan investasi tersebut.

Kesimpulan

Dalam melakukan investasi, kita harus melakukan studi kelayakan bisnis terlebih dahulu untuk mengetahui apakah usaha tersebut layak atau tidak. Setelah studi kelayakan bisnis selesai dilaksanakan, kita dapat menentukan apakah investasi tersebut layak atau tidak dengan menggunakan metode penilaian investasi yang tepat. Dalam metode penilaian investasi, terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan, di antaranya Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PBP). Setelah mengetahui hasil penilaian investasi, kita dapat memikirkan ulang rencana bisnis yang telah dibuat dan mencari alternatif pengembangan bisnis yang lebih layak jika hasilnya menunjukkan bahwa investasi tidak layak. Namun jika hasilnya menunjukkan bahwa investasi layak, maka kita dapat melanjutkan rencana bisnis yang telah dibuat dan melakukan investasi tersebut.

Video:Metode Penilaian Investasi dalam Studi Kelayakan Bisnis