Istilah Di Dunia Bisnis: Panduan Lengkap Bagi Sobat Bisnis

Sobat Bisnis, tidak perlu dipungkiri bahwa dunia bisnis memiliki banyak istilah yang mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Namun, pengetahuan mengenai terminologi bisnis sangatlah penting untuk menghindari kesalahan dan memudahkan komunikasi. Oleh karena itu, dalam artikel ini kami akan membahas 20 istilah di dunia bisnis yang paling umum digunakan. Mari simak!

1. Akuisisi

Akuisisi adalah proses pembelian perusahaan oleh perusahaan lain. Tujuannya dapat beragam, seperti mendapatkan teknologi baru, menguasai pasar, atau menambah kekuatan finansial.

Sobat Bisnis, perlu diingat bahwa akuisisi berbeda dengan merger, di mana dua perusahaan bergabung menjadi satu perusahaan baru.

Contoh: Microsoft mengakuisisi LinkedIn pada tahun 2016 dengan harga $26,2 miliar.

Proses akuisisi melibatkan banyak pihak, seperti pengacara, penasihat keuangan, dan auditor independen. Hal ini untuk memastikan bahwa proses tersebut berjalan dengan baik dan sesuai hukum.

Sedangkan dalam perspektif akuntansi, akuisisi dapat dilakukan dalam dua cara: menggunakan metode akuisisi atau metode persahaman.

1.1. Metode Akuisisi

Metode akuisisi adalah metode yang lebih umum digunakan. Dalam metode ini, perusahaan pembeli mengeluarkan uang tunai, saham, atau surat berharga untuk membeli perusahaan target.

Namun, dalam metode ini, semua aset dan liabilitas perusahaan target dicatat dengan nilai pasar. Hal ini mengakibatkan adanya goodwill, yaitu selisih antara harga pembelian dan nilai pasar perusahaan target.

Contoh: Perusahaan A membeli 90% saham perusahaan B seharga Rp 1 triliun. Sementara itu, nilai pasar perusahaan B sebesar Rp 800 miliar. Maka, goodwill yang dihasilkan sebesar Rp 200 miliar.

Goodwill dapat menjadi aset yang sangat berharga bagi perusahaan pembeli, karena dapat meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan.

1.2. Metode Persahaman

Metode persahaman, atau pooling of interests method, adalah metode yang jarang digunakan karena aturan-aturan yang lebih ketat dari Financial Accounting Standards Board (FASB).

Dalam metode ini, perusahaan pembeli dan target menggabungkan laporan keuangan mereka menjadi satu laporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa perusahaan yang diakuisisi sudah menjadi bagian integral dari perusahaan pembeli.

Contoh: Perusahaan A dan B menggabungkan laporan keuangan mereka setelah melewati beberapa tahap persetujuan dan audit independen. Kedua perusahaan mencatat aset dan liabilitas mereka dengan nilai historis, bukan nilai pasar.

Metode persahaman lebih cocok digunakan jika kedua perusahaan memiliki bisnis yang serupa dan memiliki perbedaan yang sedikit. Namun, hal ini sangat jarang terjadi dalam praktiknya.

2. Aktiva

Aktiva adalah aset yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini bisa berupa uang tunai, properti, kendaraan, stok produk, atau bahkan hak paten dan merek dagang.

Sobat Bisnis, akuntansi aktiva sangatlah penting untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki dana yang cukup untuk membiayai operasi mereka.

Aktiva dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, seperti aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva tidak berwujud.

2.1. Aktiva Lancar

Aktiva lancar adalah aset yang dapat dicairkan dalam periode waktu yang relatif singkat, biasanya dalam satu tahun. Contoh dari aktiva lancar adalah uang tunai, piutang dagang, stok produk, dan investasi jangka pendek.

Sobat Bisnis, aktiva lancar sangatlah penting untuk memastikan kestabilan keuangan perusahaan dan memberikan fleksibilitas dalam menghadapi kebutuhan dana yang mendadak.

2.2. Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah aset yang dimiliki oleh perusahaan dalam jangka waktu yang lebih lama, biasanya lebih dari satu tahun. Contoh dari aktiva tetap adalah kendaraan, mesin, dan properti.

Aktiva tetap penting untuk mendukung operasi perusahaan dan meningkatkan produktivitas mereka dalam jangka waktu yang panjang.

2.3. Aktiva Tidak Berwujud

Aktiva tidak berwujud adalah aset yang tidak memiliki bentuk fisik, seperti hak paten, merek dagang, atau goodwill. Aktiva ini dapat sangat berharga bagi perusahaan, karena dapat memberikan keuntungan kompetitif dan meningkatkan nilai perusahaan.

Namun, pencatatan dan penilaian aktiva tidak berwujud dapat menjadi tantangan, karena tidak ada standar baku yang digunakan dalam memperkirakan nilai aktiva ini.

3. Arus Kas

Arus kas adalah aliran masuk dan keluar uang di dalam perusahaan. Hal ini sangat penting untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan dan menentukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan mereka.

Sobat Bisnis, arus kas terdiri dari tiga jenis: arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan.

3.1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Arus kas dari aktivitas operasi adalah uang yang diperoleh atau dikeluarkan dari aktivitas inti perusahaan. Dalam banyak kasus, arus kas dari aktivitas operasi dapat menjadi sumber utama arus kas perusahaan.

Contoh: Arus kas dari penjualan produk atau jasa, penerimaan pembayaran piutang, pembayaran hutang usaha, dan pembayaran gaji karyawan.

3.2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Arus kas dari aktivitas investasi adalah uang yang diperoleh atau dikeluarkan dari pengelolaan investasi perusahaan. Aktivitas investasi dapat berupa pembelian aset tetap, investasi saham, atau akuisisi perusahaan.

Contoh: Pembelian mesin baru, penjualan saham, atau pembelian saham perusahaan lain.

3.3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah uang yang diperoleh atau dikeluarkan dari pengelolaan utang dan ekuitas perusahaan. Aktivitas pendanaan dapat berupa penerbitan saham baru, pembayaran utang, atau pembayaran dividen.

Contoh: Penerbitan obligasi, pembelian saham kembali, atau pembayaran dividen kepada pemegang saham.

4. Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah, terlepas dari apakah tingkat produksi atau penjualan perusahaan naik atau turun. Hal ini termasuk sewa, gaji karyawan, dan biaya asuransi.

Sobat Bisnis, biaya tetap dapat menjadi beban yang signifikan bagi perusahaan, terutama jika penjualan menurun. Oleh karena itu, penting untuk mengatur biaya tetap dengan bijak.

4.1. Contoh Biaya Tetap

Contoh biaya tetap meliputi biaya sewa gedung, biaya listrik, pembayaran gaji, biaya asuransi, dan biaya iklan tetap.

Biaya Tetap Deskripsi
Biaya Sewa Biaya sewa gedung atau tempat usaha
Biaya Listrik Biaya tagihan listrik
Pembayaran Gaji Gaji karyawan dan tunjangan lainnya
Biaya Asuransi Biaya asuransi bisnis
Biaya Iklan Tetap Biaya iklan yang telah diatur untuk jangka waktu tertentu

4.2. Cara Mengurangi Biaya Tetap

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi biaya tetap, seperti merenegoisasi kontrak sewa atau mengurangi jumlah karyawan. Namun, perlu diingat bahwa pengurangan biaya tetap tidak selalu merupakan solusi terbaik, terutama jika hal itu mengorbankan produktivitas dan kualitas kerja perusahaan.

5. Bursa Efek

Bursa efek adalah tempat di mana saham, obligasi, dan instrumen keuangan lainnya diperdagangkan secara terbuka. Bursa efek memainkan peran penting dalam ekonomi global dan merupakan indikator penting dalam keadaan pasar saham.

Sobat Bisnis, bursa efek terdiri dari berbagai bursa di seluruh dunia, seperti Bursa Efek New York (NYSE), Bursa Efek Tokyo (TSE), dan Bursa Efek Indonesia (BEI).

5.1. Bagaimana Cara Memperdagangkan Saham di Bursa Efek?

Untuk memperdagangkan saham di bursa efek, seseorang perlu membuka rekening saham dengan perusahaan pialang saham terdaftar. Pialang saham akan melakukan transaksi atas nama klien, seperti membeli atau menjual saham.

Sobat Bisnis, perlu diingat bahwa perdagangan saham melibatkan risiko, dan keputusan untuk melakukan investasi harus selalu didasarkan pada penelitian dan analisis yang cermat.

6. Debt-to-Equity Ratio

Debt-to-Equity Ratio (DER) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat utang perusahaan. Rasio ini membandingkan jumlah hutang perusahaan dengan jumlah ekuitas perusahaan.

Sobat Bisnis, DER dapat memberikan gambaran tentang tingkat risiko keuangan perusahaan, karena semakin tinggi rasio ini, semakin banyak utang yang dimiliki perusahaan.

6.1. Cara Menghitung Debt-to-Equity Ratio

DEA dapat dihitung dengan membagi jumlah utang perusahaan dengan jumlah ekuitas perusahaan. Contohnya sebagai berikut:

Jumlah Utang Perusahaan: Rp 1 miliar

Jumlah Ekuitas Perusahaan: Rp 3 miliar

DEA = Jumlah Utang ÷ Jumlah Ekuitas = Rp 1 miliar ÷ Rp 3 miliar = 0,33

Nilai DEA yang ideal bervariasi dari industri ke industri. Namun, umumnya semakin rendah rasio ini, semakin baik kondisi keuangan perusahaan.

7. E-Commerce

E-Commerce adalah aktivitas bisnis yang melibatkan penggunaan internet untuk menjual produk atau jasa. Dalam era digital saat ini, e-commerce telah menjadi bagian integral dari bisnis untuk meningkatkan visibilitas merek dan memperluas jangkauan produk atau jasa.

Sobat Bisnis, e-commerce dapat dilakukan melalui beberapa metode, seperti toko online, pasar online, atau platform perdagangan elektronik (electronic trading platform).

7.1. Toko Online

Toko Online adalah situs web yang digunakan untuk menjual produk atau jasa secara online. Toko online dapat dibangun sendiri dengan menggunakan platform seperti WordPress atau Shopify, atau bergabung dengan marketplace seperti Tokopedia atau Shopee.

7.2. Pasar Online

Pasar Online adalah platform yang digunakan untuk menjual produk atau jasa melalui beberapa penjual. Penjual umumnya membayar biaya untuk berpartisipasi di pasar online ini, dan pembeli dapat menemukan berbagai produk atau jasa dari berbagai penjual.

7.3. Platform Perdagangan Elektronik

Platform Perdagangan Elektronik adalah platform online yang digunakan untuk menjual produk atau jasa dalam skala yang lebih besar, seperti perdagangan grosir. Platform ini biasanya digunakan oleh perusahaan besar atau industri tertentu, seperti industri tekstil atau manufaktur.

8. Gross Profit Margin

Gross Profit Margin (GPM) adalah rasio keuntungan kotor yang dihasilkan dari penjualan produk atau jasa. Rasio ini membandingkan keuntungan kotor dengan pendapatan penjualan.

Sobat Bisnis, GPM adalah salah satu indikator terpenting untuk kesehatan keuangan perusahaan, karena menunjukkan berapa banyak keuntungan yang dihasilkan perusahaan dari penjualan produk atau jasa.

8.1. Cara Menghitung Gross Profit Margin

GPM dapat dihitung dengan membagi keuntungan kotor dengan pendapatan penjualan. Contohnya sebagai berikut:

Pendapatan Penjualan: Rp 10 miliar

Biaya Produksi: Rp 7 miliar

Keuntungan Kotor: Rp 3 miliar

GPM = Keuntungan Kotor ÷ Pendapatan Penjualan = Rp 3 miliar ÷ Rp 10 miliar = 0,3 atau 30%

Nilai GPM yang ideal bervariasi dari industri ke industri. Namun, umumnya semakin tinggi rasio ini, semakin sehat kondisi keuangan perusahaan.

9. IPO

Initial Public Offering (IPO) adalah proses di mana perusahaan pertama kali mengeluarkan saham mereka ke publik. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan dana baru dan meningkatkan visibilitas perusahaan.

Sobat Bisnis, proses IPO melibatkan banyak langkah, termasuk persiapan dokumen prospektus, pendaftaran ke otoritas pasar modal, dan penentuan harga saham awal.

9.1. Proses IPO

Proses IPO melibatkan beberapa langkah, seperti:

  1. Memilih bank investasi atau underwriter untuk memimpin proses IPO.
  2. Melakukan analisis keuangan dan menentukan harga saham awal.
  3. Mendapatkan persetujuan dari otoritas pasar modal.
  4. Mempersiapkan dokumen prospektus, yang berisi informasi tentang perusahaan dan saham

    Video:Istilah Di Dunia Bisnis: Panduan Lengkap Bagi Sobat Bisnis